BIGNOSE PARFUME
www.opulsa.com

Sabtu, 13 November 2010

Mistery tewasnya jim morrison

IA dijuluki "politisi erotis" yang bercelana kulit, sebelum mengalami depresi berat pada tahun 1971 yang akhirnya memaksanya menyerah kepada kematian. Itulah pembuka sebuah kisah tentang Jim Morrison, vokalis The Doors, yang ditulis dalam biografi yang baru terbit karangan Stephen Davis.

PADA tahun 1969, Max Fink menjadi pengacara yang bekerja untuk Jim yang diajukan ke pengadilan di Miami karena pelanggaran asusila. Fink lalu menjadi sahabat dekat Jim. Dan sekitar awal tahun 1971, Fink ditemui oleh seorang temannya yang juga pengacara, Mickey Rudin.

Rudin sangat terkenal di Hollywood karena antara lain menangani Frank Sinatra. Rudin menyampaikan sebuah informasi penting kepada Fink bahwa Jim sebaiknya cepat-cepat minggat dari Amerika Serikat (AS). Kalau tidak, ia akan ditangkap, lalu dibuat lumpuh atau dibunuh di penjara.

Ketika itu Jim kebetulan juga sedang berurusan dengan pengadilan. Mendengar informasi itu, sebulan kemudian Jim langsung pergi ke Paris (Perancis). Ia tinggal di sebuah apartemen dan berganti nama menjadi James Douglas atau Douglas James.

Sebelum hengkang, pacar Jim, Pamela Courson, lebih dulu berangkat ke Paris pada 14 Februari 1971. Pamela kebetulan mempunyai bekas kekasih, Jean de Breteuil, seorang playboy di negaranya yang juga secara diam-diam berbisnis narkotika.

Empat minggu kemudian, barulah Jim menyusul Pamela. Ia cuma membawa sejumlah manuskrip film dan puisi, juga pita film Feast Of Friends dan HWY yang dia kerjakan sendiri, serta hanya sedikit pakaian dan buku. Kepada akuntan pribadinya, Jim tidak meninggalkan pesan kecuali meminta untuk membayar sewa apartemen Pamela di Los Angeles.

Jim dan Pamela tinggal di sebuah apartemen yang dipenuhi mebel antik, juga sebuah bak mandi (bathtub) yang menjadi tempat favorit untuk berendam. Tetangga seberangnya adalah seorang pianis dan di kotak surat Jim menempel nama barunya: James Douglas.

Sekalipun sempat mengurangi konsumsi alkohol dan rokok di AS, Jim kembali ke kebiasaan buruknya beberapa bulan setelah tinggal di Paris. Di bulan April, Pamela sempat membawa Jim ke rumah sakit setelah batuknya berdarah, sekalipun hasil pemeriksaan paru-paru mengatakan tidak ada yang membuat dokter curiga.

Dokter menyarankan Jim menghindari cuaca dingin. Ia pun bersama Pamela berlibur ke Maroko selama tiga pekan, mulai 10 April, dengan mengendarai mobil sewaan. Ia baru kembali ke Paris tanggal 3 Mei, tetapi memilih tinggal di sebuah hotel bernama l’Hotel yang eksklusif.

Mereka sering nongkrong di Rock And Roll Circus, sebuah diskotek yang di dindingnya menempel foto raksasa Jim. Ia merasa betah di tempat ini karena diskotek tersebut menjual berbagai jenis narkotika, termasuk heroin asal China. "The Chinese junkies will get you in the end," begitu Jim menulis di buku tulisnya.


SUATU malam di awal Juni, Jim bersama temannya, Alain Ronay, berdiri di tangga Gereja Sacre-Coeur di Montmartre di utara Paris. Sekelompok musisi berkulit hitam sedang beraksi di dekat gereja dan Jim sempat berhenti sejenak untuk mendengarkan mereka.

Dari tangga yang tinggi itu Jim bertanya kepada Alain tentang sebuah bukit hijau yang masih tampak di mata dia meskipun jaraknya jauh. Alain menjawab, itu adalah kuburan Pere-Lachaise, sebuah makam tua dan terkenal yang menjadi tempat pembaringan terakhir orang- orang top seperti Chopin dam Edith Piaf.

Jim memaksa untuk mengunjungi makam itu, tetapi gerbangnya keburu ditutup. Sopir taksi yang membawa mereka ke Pere-Lachaise gagal tiba lebih cepat karena lalu lintas macet sehingga menghabiskan waktu selama satu jam untuk ke sana. Beberapa hari kemudian Jim dan Alain akhirnya sempat ke makam yang dibangun pada abad ke-19 itu.

Alain sempat takut berada di makam, sebaliknya Jim, entah kenapa, justru merasa tenang. Jim bahkan meninggalkan pesan kepada Alain, kalau ada apa-apa, agar mengubur jenazahnya di Pere-Lachaise.


KE mana-mana sepanjang bulan Juni, Jim selalu membawa tas plastik putih bekas belanja di pasar swalayan Samaritaine. Isinya, antara lain, fotokopi wawancara seorang wartawan dengan Jean-Luc Godard dari sebuah majalah dan artikel berjudul "Morrison Hotel Revisited" yang disobek dari majalah Jazz And Pop.

Sebuah buku tulis dijuduli Tape Noon. Isinya beberapa puisi, antara lain tentang kematian dan kerusuhan di Paris. Pada halaman terakhir ia menulis, Last words, last words-out. Tampaknya Jim sudah merasa bahwa usianya sebentar lagi selesai.

Di awal Juni, ia sempat terbang ke London untuk menginap beberapa hari. Pamela sempat menghilang sebentar bersama mantan pacar, De Breteuil, yang menginap di rumah Keith Richards (gitaris Rolling Stones). Rumah ini juga menjadi tempat pelarian bagi Marianne Faithful yang baru saja putus cinta dengan sahabat Richards, Mick Jagger.

Suatu malam, Ronay sempat mengabarkan kepada Jim bahwa Oscar Wilde, pujangga ternama Inggris, meninggal dunia di l’Hotel, Paris. "Kamu sebaiknya jangan mengikuti jejak dia. Kamu bisa mati seperti Oscar," kata Ronay bergurau. Ternyata Jim tersinggung, sementara Ronay langsung merasa bersalah.

Setelah pulang ke Paris, Jim langsung mengunjungi dokter karena batuknya semakin menjadi-jadi dan beratnya bertambah cukup banyak. Ia diberi pil penyembuh yang jarang ditenggaknya karena membuat grogi dan tak bisa menulis. Pada sebuah halaman buku tulisnya terbaca jerit seorang Jim: "Tuhan, tolong saya".


PADA pertengahan Juni, Jim berkenalan dengan dua musisi asal AS yang tampil di Cafe de Flore, tempat nongkrong dia bersama Pamela. Setelah menenggak segelas wiski, seusai dua musisi itu menyanyikan nomor Marrakesh Express, Jim mendatangi mereka.

"Anda benar-benar Jim Morrison?" tanya salah seorang yang sempat tak percaya. Belakangan hari, si pemetik gitar bercerita dengan bangga ke mana-mana bahwa dia sempat merekam musik dengan Jim si superstar itu.

Sejam kemudian, mereka pergi ke sebuah studio untuk merekam lagu selama 15 menit. Jim malah menjadi yang paling santai, bertanya kepada dua musisi apa yang akan mereka kerjakan bersama. Setelah beberapa saat, akhirnya Jim mengambil alih.

"Ayo coba lagu lain. Saya sedang menulis nomor ini," kata Jim. Maka, jadilah lagu Orange County Suite, yang dua kali gagal masuk ke album The Doors. Inilah nomor terakhir yang memperdengarkan suara Jim, yang dua pekan setelah itu meninggal dunia.

Lagu tersebut bercerita tentang Pamela dengan lirik yang kuat seperti biasanya. "Well, her father has passed over/And her sister is a star/And her mother’s smoking diamonds/And she’s sleeping in the car," itulah lirik Jim yang sangat khas.

Dari sakunya, Jim mengeluarkan seluruh uangnya untuk dua musisi amatir itu dan juga untuk ongkos sewa studio. Pita rekaman dibawa oleh Jim dan pada kotak penyimpan Jim menulis band barunya: Jomo And The Smoothies.

BUKU tulis terakhir kini menjadi harta tak ternilai yang dimiliki oleh seorang kolektor di Paris. Buku tulis itu sudah diisi oleh Jim sejak ia meninggalkan Los Angeles. Pada 20 halaman pertama yang ia beri judul Cahuenga Auto 466-3268, Jim menulis puisi-puisi yang sebagian sudah nyaris selesai.

Beberapa merupakan varian dari puisi sebelumnya, seperti The Ancient One, Winter Photography, dan The Hitchhiker. Beberapa puisi baru ditulis satu atau dua kalimat dan beberapa lagi malahan baru, seperti Jerk-Bait Scrotum Inc yang sangat indah.

Sebuah puisi yang cukup menarik berjudul Garden, yang antara lain menyebut dirinya dengan a beautiful savage like me dan the most insane whore in Christendom. Ada pula potongan lirik lagu Now You Are In Danger, yang antara lain berbunyi: "Let the piper call the tune/March, April, May, June".

Pada halaman berikut terdapat potongan lirik sebuah lagu blues yang belum diberi judul: "We’re two of a kind/You want yours and I want mine". Di halaman 17 sampai 20, Jim mengekspresikan kegalauannya dan salah satu kalimat yang paling penting berbunyi: Glorious sexual cool/I’m finally dead.

Ketika berjalan di Rue de Rivoli, Jim berjumpa dengan seorang kawannya, Philipe Dalecky. Jim bertanya apakah Dalecky mempunyai tape yang bisa memutar dan merekam lagu Orange County Suite? "Kami minum dulu di sebuah bar dan dia ingin merekam lagu barunya dari pita ke kaset," tutur Dalecky.

Mereka berjalan bersama dan lima menit kemudian sampai di apartemen Dalecky, yang mempunyai tape pemutar pita Revox dan juga cassette recorder merek K7. "Ia senang sekali setelah mendengar hasil rekaman itu. Ketika pergi, ia lupa membawa kaset itu," kata Dalecky lagi.

"Saya mau mengejar dia dan sempat berteriak memanggil dia dari jendela. ’Jim, kamu lupa ini!’ Ia menoleh ke jendela dan balas berteriak ’simpan dulu, kita akan ketemu lagi. Bye!’," lanjut Delacky. Hari berikutnya Delacky pergi ke Saint Tropez dan tak pernah berjumpa lagi dengan Jim.


BELUM ada orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di lantai empat apartemen di 17 Rue Beautrellis pada pagi hari 3 Juli 1971. Dua orang selain Jim, Pamela dan De Breteuil, waktu itu ada dan tak lama kemudian juga meninggal dunia.

Menurut dokter, Jim meninggal dunia karena serangan jantung. Pamela mempunyai tiga versi berbeda mengenai penyebab kematian Jim: versi kepada polisi, versi kepada teman-teman Jim di Paris, dan satu lagi versi kepada keluarga dan sahabat Jim di AS. Sementara Breteuil kabur ke Maroko tiga hari setelah kematian Jim.

Seorang wartawan musik Perancis, Harve Muller, dalam laporannya mengindikasikan bahwa Jim sudah mati di toilet diskotek Rock And Roll Circus satu atau dua hari sebelum 3 Juli. Apa pun, versi mana pun, penyebab kematian Jim akan sulit direka-reka sampai kapan pun.

Tanggal 2 Juli malam, menurut pengakuan Pamela, mereka pergi ke bioskop, mampir di restoran China, dan pulang ketika hari memasuki tanggal 3 Juli sekitar pukul 01.00. Jim gelisah dan terus menenggak wiski untuk mengurangi rasa sakit.

Ia coba menulis, tetapi tidak pernah fokus. Mereka berdua akhirnya mengonsumsi heroin sembari menyaksikan film delapan milimeter yang mereka buat saat liburan ke Spanyol, Maroko, dan Corsica. Setelah itu Jim memutar lagu-lagu The Doors, termasuk The End yang menjadi hit besar.

Beberapa jam kemudian, banyak tetangga yang mengungkapkan bahwa Jim sangat marah dan membanting pintu sebelum seseorang menenangkan dia dan membujuk Jim masuk kembali ke apartemen. Satu tahun kemudian, seorang tetangga mengungkapkan bahwa ia sempat melihat Jim marah-marah dalam keadaan bugil.

Menurut Pamela, sekitar pukul 03.00 Jim batuk-batuk lagi tiada henti-hentinya. Mereka kemudian kembali mengonsumsi heroin. Dan satu jam kemudian, Pamela terbangun karena Jim tiba-tiba bersuara seperti tercekik atau tersumbat oleh sesuatu.

Pamela berusaha membangunkan Jim, namun gagal. Ia menampar muka dan mendudukkan Jim, tetapi ia tidak bangun juga. Akhirnya Pamela mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya memukuli Jim, barulah pacar kesayangannya itu terbangun.

Jim yang kesakitan segera pergi ke toilet. Di bak mandi, Jim berendam. Pamela menganggap Jim sudah tenang. Namun, sekitar fajar Pamela tidak lagi mendengar suara apa pun dari kamar mandi itu.

Ketika ia memasuki kamar mandi, wajah Jim tenang. Ia seperti tidak menderita walaupun mulut dan hidungnya berdarah. Pamela sempat panik, namun belakangan sadar sepenuhnya bahwa Jim telah tiada.

Kepada polisi Pamela berbohong karena semua narkotika di apartemen itu dibuang ke toilet. Dokter yang datang bersama polisi heran bukan main Jim bisa tewas karena tubuhnya relatif sehat, kuat, dan tidak mengalami penyiksaan.

De Breteuil yang ditelepon Pamela sebelum polisi datang ketakutan dan langsung kabur ke Maroko. Pasalnya, ia khawatir narkotika yang dikonsumsi Jim akan berhasil dilacak polisi karena ia yang menjual barang haram itu.

Singkat cerita, tidak ada yang tahu apa penyebab kematian Jim. Belakangan banyak penggemar yang baru sadar bahwa Jim bisa jadi tewas karena overdosis setelah Pamela mengalami nasib yang serupa tahun 1974.

Ada pula spekulasi yang menyebar luas yang mengatakan bahwa Jim dibunuh di kamar mandi tatkala Pamela tertidur pulas. Pembunuhan itu dikaitkan dengan De Breteuil, mantan pacar Pamela, yang mungkin cemburu kepada Jim.

Apakah agen rahasia AS yang melenyapkan nyawa Jim, yang dianggap sebagai penyebar kebencian terhadap Presiden Richard Nixon? Semua tahu, bintang-bintang rock besar seperti Jim atau John Lennon ketika itu memang diintai habis oleh FBI dan CIA.

Apa pun, adalah Ronay yang mengurus penguburan Jim di pemakaman Pere-Lachaise. Entah bagaimana, ternyata pengurus pemakaman merencanakan penguburan Jim persis di sebelah makam Oscar Wilde. Ronay terperangah!

Ia lalu membujuk pengurus kuburan agar mencari lokasi lain. Akhirnya ditemukan sebuah tempat agak di pinggir lereng bukit Pere-Lachaise, yang sampai sekarang menjadi tempat pemujaan oleh para penggemar Jim dari seluruh penjuru dunia


Menurut Pamela, sekitar pukul 03.00 Jim batuk-batuk lagi tiada henti-hentinya. Mereka kemudian kembali mengonsumsi heroin. Dan satu jam kemudian, Pamela terbangun karena Jim tiba-tiba bersuara seperti tercekik atau tersumbat oleh sesuatu.

Pamela berusaha membangunkan Jim, namun gagal. Ia menampar muka dan mendudukkan Jim, tetapi ia tidak bangun juga. Akhirnya Pamela mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya memukuli Jim, barulah pacar kesayangannya itu terbangun.
IA dijuluki "politisi erotis" yang bercelana kulit, sebelum mengalami depresi berat pada tahun 1971 yang akhirnya memaksanya menyerah kepada kematian. Itulah pembuka sebuah kisah tentang Jim Morrison, vokalis The Doors, yang ditulis dalam biografi yang baru terbit karangan Stephen Davis.

PADA tahun 1969, Max Fink menjadi pengacara yang bekerja untuk Jim yang diajukan ke pengadilan di Miami karena pelanggaran asusila. Fink lalu menjadi sahabat dekat Jim. Dan sekitar awal tahun 1971, Fink ditemui oleh seorang temannya yang juga pengacara, Mickey Rudin.

Rudin sangat terkenal di Hollywood karena antara lain menangani Frank Sinatra. Rudin menyampaikan sebuah informasi penting kepada Fink bahwa Jim sebaiknya cepat-cepat minggat dari Amerika Serikat (AS). Kalau tidak, ia akan ditangkap, lalu dibuat lumpuh atau dibunuh di penjara.

Ketika itu Jim kebetulan juga sedang berurusan dengan pengadilan. Mendengar informasi itu, sebulan kemudian Jim langsung pergi ke Paris (Perancis). Ia tinggal di sebuah apartemen dan berganti nama menjadi James Douglas atau Douglas James.

Sebelum hengkang, pacar Jim, Pamela Courson, lebih dulu berangkat ke Paris pada 14 Februari 1971. Pamela kebetulan mempunyai bekas kekasih, Jean de Breteuil, seorang playboy di negaranya yang juga secara diam-diam berbisnis narkotika.

Empat minggu kemudian, barulah Jim menyusul Pamela. Ia cuma membawa sejumlah manuskrip film dan puisi, juga pita film Feast Of Friends dan HWY yang dia kerjakan sendiri, serta hanya sedikit pakaian dan buku. Kepada akuntan pribadinya, Jim tidak meninggalkan pesan kecuali meminta untuk membayar sewa apartemen Pamela di Los Angeles.

Jim dan Pamela tinggal di sebuah apartemen yang dipenuhi mebel antik, juga sebuah bak mandi (bathtub) yang menjadi tempat favorit untuk berendam. Tetangga seberangnya adalah seorang pianis dan di kotak surat Jim menempel nama barunya: James Douglas.

Sekalipun sempat mengurangi konsumsi alkohol dan rokok di AS, Jim kembali ke kebiasaan buruknya beberapa bulan setelah tinggal di Paris. Di bulan April, Pamela sempat membawa Jim ke rumah sakit setelah batuknya berdarah, sekalipun hasil pemeriksaan paru-paru mengatakan tidak ada yang membuat dokter curiga.

Dokter menyarankan Jim menghindari cuaca dingin. Ia pun bersama Pamela berlibur ke Maroko selama tiga pekan, mulai 10 April, dengan mengendarai mobil sewaan. Ia baru kembali ke Paris tanggal 3 Mei, tetapi memilih tinggal di sebuah hotel bernama l’Hotel yang eksklusif.

Mereka sering nongkrong di Rock And Roll Circus, sebuah diskotek yang di dindingnya menempel foto raksasa Jim. Ia merasa betah di tempat ini karena diskotek tersebut menjual berbagai jenis narkotika, termasuk heroin asal China. "The Chinese junkies will get you in the end," begitu Jim menulis di buku tulisnya.


SUATU malam di awal Juni, Jim bersama temannya, Alain Ronay, berdiri di tangga Gereja Sacre-Coeur di Montmartre di utara Paris. Sekelompok musisi berkulit hitam sedang beraksi di dekat gereja dan Jim sempat berhenti sejenak untuk mendengarkan mereka.

Dari tangga yang tinggi itu Jim bertanya kepada Alain tentang sebuah bukit hijau yang masih tampak di mata dia meskipun jaraknya jauh. Alain menjawab, itu adalah kuburan Pere-Lachaise, sebuah makam tua dan terkenal yang menjadi tempat pembaringan terakhir orang- orang top seperti Chopin dam Edith Piaf.

Jim memaksa untuk mengunjungi makam itu, tetapi gerbangnya keburu ditutup. Sopir taksi yang membawa mereka ke Pere-Lachaise gagal tiba lebih cepat karena lalu lintas macet sehingga menghabiskan waktu selama satu jam untuk ke sana. Beberapa hari kemudian Jim dan Alain akhirnya sempat ke makam yang dibangun pada abad ke-19 itu.

Alain sempat takut berada di makam, sebaliknya Jim, entah kenapa, justru merasa tenang. Jim bahkan meninggalkan pesan kepada Alain, kalau ada apa-apa, agar mengubur jenazahnya di Pere-Lachaise.


KE mana-mana sepanjang bulan Juni, Jim selalu membawa tas plastik putih bekas belanja di pasar swalayan Samaritaine. Isinya, antara lain, fotokopi wawancara seorang wartawan dengan Jean-Luc Godard dari sebuah majalah dan artikel berjudul "Morrison Hotel Revisited" yang disobek dari majalah Jazz And Pop.

Sebuah buku tulis dijuduli Tape Noon. Isinya beberapa puisi, antara lain tentang kematian dan kerusuhan di Paris. Pada halaman terakhir ia menulis, Last words, last words-out. Tampaknya Jim sudah merasa bahwa usianya sebentar lagi selesai.

Di awal Juni, ia sempat terbang ke London untuk menginap beberapa hari. Pamela sempat menghilang sebentar bersama mantan pacar, De Breteuil, yang menginap di rumah Keith Richards (gitaris Rolling Stones). Rumah ini juga menjadi tempat pelarian bagi Marianne Faithful yang baru saja putus cinta dengan sahabat Richards, Mick Jagger.

Suatu malam, Ronay sempat mengabarkan kepada Jim bahwa Oscar Wilde, pujangga ternama Inggris, meninggal dunia di l’Hotel, Paris. "Kamu sebaiknya jangan mengikuti jejak dia. Kamu bisa mati seperti Oscar," kata Ronay bergurau. Ternyata Jim tersinggung, sementara Ronay langsung merasa bersalah.

Setelah pulang ke Paris, Jim langsung mengunjungi dokter karena batuknya semakin menjadi-jadi dan beratnya bertambah cukup banyak. Ia diberi pil penyembuh yang jarang ditenggaknya karena membuat grogi dan tak bisa menulis. Pada sebuah halaman buku tulisnya terbaca jerit seorang Jim: "Tuhan, tolong saya".


PADA pertengahan Juni, Jim berkenalan dengan dua musisi asal AS yang tampil di Cafe de Flore, tempat nongkrong dia bersama Pamela. Setelah menenggak segelas wiski, seusai dua musisi itu menyanyikan nomor Marrakesh Express, Jim mendatangi mereka.

"Anda benar-benar Jim Morrison?" tanya salah seorang yang sempat tak percaya. Belakangan hari, si pemetik gitar bercerita dengan bangga ke mana-mana bahwa dia sempat merekam musik dengan Jim si superstar itu.

Sejam kemudian, mereka pergi ke sebuah studio untuk merekam lagu selama 15 menit. Jim malah menjadi yang paling santai, bertanya kepada dua musisi apa yang akan mereka kerjakan bersama. Setelah beberapa saat, akhirnya Jim mengambil alih.

"Ayo coba lagu lain. Saya sedang menulis nomor ini," kata Jim. Maka, jadilah lagu Orange County Suite, yang dua kali gagal masuk ke album The Doors. Inilah nomor terakhir yang memperdengarkan suara Jim, yang dua pekan setelah itu meninggal dunia.

Lagu tersebut bercerita tentang Pamela dengan lirik yang kuat seperti biasanya. "Well, her father has passed over/And her sister is a star/And her mother’s smoking diamonds/And she’s sleeping in the car," itulah lirik Jim yang sangat khas.

Dari sakunya, Jim mengeluarkan seluruh uangnya untuk dua musisi amatir itu dan juga untuk ongkos sewa studio. Pita rekaman dibawa oleh Jim dan pada kotak penyimpan Jim menulis band barunya: Jomo And The Smoothies.

BUKU tulis terakhir kini menjadi harta tak ternilai yang dimiliki oleh seorang kolektor di Paris. Buku tulis itu sudah diisi oleh Jim sejak ia meninggalkan Los Angeles. Pada 20 halaman pertama yang ia beri judul Cahuenga Auto 466-3268, Jim menulis puisi-puisi yang sebagian sudah nyaris selesai.

Beberapa merupakan varian dari puisi sebelumnya, seperti The Ancient One, Winter Photography, dan The Hitchhiker. Beberapa puisi baru ditulis satu atau dua kalimat dan beberapa lagi malahan baru, seperti Jerk-Bait Scrotum Inc yang sangat indah.

Sebuah puisi yang cukup menarik berjudul Garden, yang antara lain menyebut dirinya dengan a beautiful savage like me dan the most insane whore in Christendom. Ada pula potongan lirik lagu Now You Are In Danger, yang antara lain berbunyi: "Let the piper call the tune/March, April, May, June".

Pada halaman berikut terdapat potongan lirik sebuah lagu blues yang belum diberi judul: "We’re two of a kind/You want yours and I want mine". Di halaman 17 sampai 20, Jim mengekspresikan kegalauannya dan salah satu kalimat yang paling penting berbunyi: Glorious sexual cool/I’m finally dead.

Ketika berjalan di Rue de Rivoli, Jim berjumpa dengan seorang kawannya, Philipe Dalecky. Jim bertanya apakah Dalecky mempunyai tape yang bisa memutar dan merekam lagu Orange County Suite? "Kami minum dulu di sebuah bar dan dia ingin merekam lagu barunya dari pita ke kaset," tutur Dalecky.

Mereka berjalan bersama dan lima menit kemudian sampai di apartemen Dalecky, yang mempunyai tape pemutar pita Revox dan juga cassette recorder merek K7. "Ia senang sekali setelah mendengar hasil rekaman itu. Ketika pergi, ia lupa membawa kaset itu," kata Dalecky lagi.

"Saya mau mengejar dia dan sempat berteriak memanggil dia dari jendela. ’Jim, kamu lupa ini!’ Ia menoleh ke jendela dan balas berteriak ’simpan dulu, kita akan ketemu lagi. Bye!’," lanjut Delacky. Hari berikutnya Delacky pergi ke Saint Tropez dan tak pernah berjumpa lagi dengan Jim.


BELUM ada orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di lantai empat apartemen di 17 Rue Beautrellis pada pagi hari 3 Juli 1971. Dua orang selain Jim, Pamela dan De Breteuil, waktu itu ada dan tak lama kemudian juga meninggal dunia.

Menurut dokter, Jim meninggal dunia karena serangan jantung. Pamela mempunyai tiga versi berbeda mengenai penyebab kematian Jim: versi kepada polisi, versi kepada teman-teman Jim di Paris, dan satu lagi versi kepada keluarga dan sahabat Jim di AS. Sementara Breteuil kabur ke Maroko tiga hari setelah kematian Jim.

Seorang wartawan musik Perancis, Harve Muller, dalam laporannya mengindikasikan bahwa Jim sudah mati di toilet diskotek Rock And Roll Circus satu atau dua hari sebelum 3 Juli. Apa pun, versi mana pun, penyebab kematian Jim akan sulit direka-reka sampai kapan pun.

Tanggal 2 Juli malam, menurut pengakuan Pamela, mereka pergi ke bioskop, mampir di restoran China, dan pulang ketika hari memasuki tanggal 3 Juli sekitar pukul 01.00. Jim gelisah dan terus menenggak wiski untuk mengurangi rasa sakit.

Ia coba menulis, tetapi tidak pernah fokus. Mereka berdua akhirnya mengonsumsi heroin sembari menyaksikan film delapan milimeter yang mereka buat saat liburan ke Spanyol, Maroko, dan Corsica. Setelah itu Jim memutar lagu-lagu The Doors, termasuk The End yang menjadi hit besar.

Beberapa jam kemudian, banyak tetangga yang mengungkapkan bahwa Jim sangat marah dan membanting pintu sebelum seseorang menenangkan dia dan membujuk Jim masuk kembali ke apartemen. Satu tahun kemudian, seorang tetangga mengungkapkan bahwa ia sempat melihat Jim marah-marah dalam keadaan bugil.


Jim yang kesakitan segera pergi ke toilet. Di bak mandi, Jim berendam. Pamela menganggap Jim sudah tenang. Namun, sekitar fajar Pamela tidak lagi mendengar suara apa pun dari kamar mandi itu.

Ketika ia memasuki kamar mandi, wajah Jim tenang. Ia seperti tidak menderita walaupun mulut dan hidungnya berdarah. Pamela sempat panik, namun belakangan sadar sepenuhnya bahwa Jim telah tiada.

Kepada polisi Pamela berbohong karena semua narkotika di apartemen itu dibuang ke toilet. Dokter yang datang bersama polisi heran bukan main Jim bisa tewas karena tubuhnya relatif sehat, kuat, dan tidak mengalami penyiksaan.

De Breteuil yang ditelepon Pamela sebelum polisi datang ketakutan dan langsung kabur ke Maroko. Pasalnya, ia khawatir narkotika yang dikonsumsi Jim akan berhasil dilacak polisi karena ia yang menjual barang haram itu.

Singkat cerita, tidak ada yang tahu apa penyebab kematian Jim. Belakangan banyak penggemar yang baru sadar bahwa Jim bisa jadi tewas karena overdosis setelah Pamela mengalami nasib yang serupa tahun 1974.

Ada pula spekulasi yang menyebar luas yang mengatakan bahwa Jim dibunuh di kamar mandi tatkala Pamela tertidur pulas. Pembunuhan itu dikaitkan dengan De Breteuil, mantan pacar Pamela, yang mungkin cemburu kepada Jim.

Apakah agen rahasia AS yang melenyapkan nyawa Jim, yang dianggap sebagai penyebar kebencian terhadap Presiden Richard Nixon? Semua tahu, bintang-bintang rock besar seperti Jim atau John Lennon ketika itu memang diintai habis oleh FBI dan CIA.

Apa pun, adalah Ronay yang mengurus penguburan Jim di pemakaman Pere-Lachaise. Entah bagaimana, ternyata pengurus pemakaman merencanakan penguburan Jim persis di sebelah makam Oscar Wilde. Ronay terperangah!

Ia lalu membujuk pengurus kuburan agar mencari lokasi lain. Akhirnya ditemukan sebuah tempat agak di pinggir lereng bukit Pere-Lachaise, yang sampai sekarang menjadi tempat pemujaan oleh para penggemar Jim dari seluruh penjuru dunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar