BIGNOSE PARFUME
www.opulsa.com

Minggu, 14 November 2010

NARKOBA TEMPO DULU DI INDONESIA

   CANDU sudah dikenal oleh orang Jawa sejak berabad-abad lalu, setidaknya pada abad 17 ketika Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan candu sebagai komoditas perdagangan yang penting untuk dimonopoli serta menjadi obyek pajak.

Satu dari 20 orang Jawa mengisap candu, tulis pakar candu Henri Louis Charles Te Mechelen tahun 1882, seperti yang tercantum dalam buku Opium To Java karya James R.Rush. Kebiasaan mengisap candu bukan hanya terjadi di tanah Jawa, tetapi juga di sejumlah wilayah koloni Eropa di Asia, tulis Te Mechelen yang waktu itu menjabat sebagai Inspektur Kepala Regi Opium dan Asisten Residen Juwana di wilayah Jawa Tengah masa kini.    
Opium atau bunga poppy (papaver somniferum) tidak tumbuh di Jawa, melainkan didatangkan dari daerah lain, diduga dari Turki dan Persia. Dalam buku Opium To Java yang ditulis James R.Rush itu, saudagar Arab disebutkan membawa masuk candu ke wilayah ini, meskipun tidak ditemukan bukti-bukti lain yang menunjukkan sejak kapan candu mulai diperdagangkan di Jawa.

Candu merupakan komoditas penting yang pada awalnya diperebutkan bersama oleh Inggris, Denmark dan Belanda, tetapi kemudian Belanda yang memenangkan monopoli perdagangannya, sedangkan pelaksananya adalah para elit China di Jawa.
Belanda melalui Kompeni Belanda di Hindia Timur (Vereenigde Ost Indische Companie/ VOC) pada 1677 mendapatkan perjanjian dengan raja Jawa ketika itu, Amangkurat II untuk memasukkan candu ke Mataram dan memonopoli perdagangan candu di seluruh negeri. Perjanjian serupa juga disusul di Cirebon setahun kemudian. Sejak tahun 1619-1799 VOC bisa memasukkan 56.000 kg opium mentah setiap tahun ke Jawa. Dan pada 1820 tercatat ada 372 pemegang lisensi untuk menjual opium.

Penikmat candu tersebar di berbagai kalangan dan meluas di Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada papan atas, candu dikonsumsi sebagai gaya hidup, disuguhkan sebagai tanda kehormatan bagi tetamu di rumah para bangsawan Jawa dan China, tetapi kelompok masyarakat lain juga menjadi pecandu, meskipun kebanyakan mengonsumsi candu kualitas rendah.
Mereka adalah kaum pengembara musisi, seniman teater rakyat, pedagang keliling dan tukang-tukang upahan di perkebunan yang memakai candu untuk menikmati sensasi khayali, merajut mimpi dan mengurangi pegal-pegal di badan.

Namun di Banten dan tanah Pasundan, jumlah pecandu tidak besar. Budaya, moral dan agama Islam yang kuat di kalangan masyarakat telah menjadi benteng yang memagari opium di wilayah tersebut.
Sempat ada larangan resmi memperdagangkan opium di wilayah tersebut dan Banten menutup perdagangan opium pada awal abad 19, meskipun demikian pasar gelap candu dapat ditemukan.

James R.Rush juga menuliskan terjadi penyelundupan opium di Priangan pada waktu itu dan ketika kemudian Belanda berhasil membuka perdagangan di wilayah tersebut, jumlah pemakainya jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan wilayah Surakarta, Yogyakarta Kediri, Madiun, Rembang, Kedu, Pasuruan, Probolinggo bahkan juga di eks karesidenan Besuki jauh di timur.

Seorang dokter Inggris, Thomas Syndenham pada 1680 pernah menulis, "Di antara semua obat-obatan yang disediakan bagi manusia atas perkenan Tuhan, tidak ada yang semanjur dan seuniversal opium untuk meringankan penderitaan."
Secara klinis, morfin, sampai sekarang adalah obat paling unggul untuk menghilangkan rasa sakit dan dipergunakan sebagai pengobatan resmi, meskipun penyalahgunaannya juga meluas di seluruh pelosok dunia.
Karakter analgesik opium yang dapat meredakan rasa sakit tidak diragukan menyebabkan benda itu disukai orang Jawa terutama mengingat fasilitas layanan kesehatan yang tidak memadai, lingkungan tinggal yang tidak sehat sehingga banyak penyakit merebak di antara penduduk seperti diare, malaria, tipus, campak, demam.

                                         
Dalam suatu survei di kalangan pemakai pada 1890, banyak yang mengaku pada awalnya mereka mencoba opium untuk meringankan penderitaan atas keluhan sakit kepala, disentri, asma, demam biasa hingga malaria, tuberkolosis (batuk berdarah), menghilangkan letih-lesu bahkan mengobati penyakit kelamin.
Di kalangan para seniman yang harus begadang karena pekerjaan, misalnya sinden dan dalang, penari, pemain teater, candu diyakini dapat membuat mereka kuat terjaga dan tetap bugar.

Sempat ada anggapan bahwa candu dapat meningkatkan vitalitas, gairah seksual dan eforia, sampai-sampai tertulis dalam syair Jawa Suluk Gatoloco buah karya priyaji Jawa yang menguasai tradisi dan mistik.
Tersebutlah tokoh dalam syair itu, Gatoloco, berwujud kelamin laki-laki yang membentengi diri dengan menelan opium dan merasakan kekuatan candu yang memabukkan itu menyebar ke seluruh tubuh dan membuat seluruh kekuatannya kembali.

Pemakaian candu semakin meluas, dampak negatif juga terlihat cukup termasuk dari pemakaian uang yang cukup besar untuk belanja candu, bahkan juga di kelas pekerja buruh.
Tetapi, pandangan orang Jawa terhadap candu tidaklah seragam. Pada masa itu pun sudah ada kelompok anti candu yang berjuang untuk memeranginya dan menabukan candu dengan memasukkannya pada larangan "molimo" yaitu ajaran moral yang melarang kaum laki-laki berbuat lima kegiatan yang berawalan dengan kata M, yaitu Maling (mencuri), Madon (main perempuan), Minum (alkohol), Main (berjudi) dan Madat (mengisap candu).

Penguasa Surakarta, Raja Paku Buwono IV yang memerintah pada 1788-1820 menuliskan ajaran moral yang benar dalam syair panjang Wulang Reh (ajaran berperilaku benar).
Ia menggambarkan pemadat sebagai pemalas dan orang yang bersikap masa bodoh, yang hanya gemar tidur di bale-bale untuk mengisap candu.
"Jauihi madat: madat tidak baik untukmu semua, mengisap madat itu tidak baik," tulisnya.

Pujangga Ronggowarsito menilai peringatan Paku Buwono IV tentang opium dapat dibaca sebagai komentar terhadap merosotnya nilai-nilai moral istana/kerajaan di Jawa yang membantu mempercepat perpecahan politik dan perbudakan yang dilakukan Belanda terhadap pihak kerajaan.
Peringatan bagi kalangan tinggi di kerajaan akan bahaya opium telah dinyatakan secara berkala dalam dokumen-dokumen sastra. Paku Buwono II malahan menyerukan larangan mengisap opium bagi seluruh keturunannya.

Di pihak Belanda juga tumbuh gerakan etis sejak 1880, yang dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran warga (termasuk pribumi). Pieter Brooshooft misalnya mengeluarkan Memorie yang menyerukan pengurangan pajak pada orang pribumi, dan proyek-proyek yang dapat memajukan pertanian rakyat.
Pada 1899 C.Th Deventer membujuk pemerintah Belanda untuk membayar utang kehormatan sebagai ganti rugi atas sikap mengabaikan penduduk di wilayah jajahan, disusul dengan pernyataan resmi Ratu Wilhelmina pada 1901 yang menyatakan penyesalan atas hilangnya kesejahteraan penduduk Jawa.

Tahun-tahun etis ini ditandai dengan perluasan kesempatan pendidikan bagi penduduk,dan upaya perbaikan kesejahteraan lainnya termasuk peraturan mengenai peredaran candu.
Belanda membentuk suatu lembaga khusus yang diberi nama Regi untuk meluruskan kesalahan di masa lalu. Sejak itu semua urusan opium dipusatkan di ibukota, juga pabrik-pabrik opium yang dulu tersebar di daerah dan dikuasai para bandar yang menghasilkan produksi dengan variasi luas baik dari kualitas dan citarasa, kini dipusatkan di Batavia dalam bentuk produksi yang seragam.

Birokrasi dalam pembuatan dan peredaran mulai diterapkan juga untuk mengantisipasi penyalahgunaannya, dan banyak orang terpelajar bergabung dalam regi hingga di tingkat daerah.

Jika Opium To Java (Cornel University Press 1990, diterjemahkan Matabangsa, 2000) mengupas masa kelam legalitas peredaran candu lebih dari tiga abad yang lalu, adalah Alberthien Endah, seorang wartawan masa kini, menulis buku berjudul "Jangan Beri Aku Narkoba" (Gramedia Pustaka Utama, 2004) sebuah karya fiksi untuk mengingatkan generasi masa kini tentang ancaman narkoba.

Dalam pengantarnya Alberthien Endah mempersembahkan buku itu bagi semua (anak muda) yang mempu menyatakan "Narkoba No Way".
Sebab narkoba takkan memberimu apa-apa atau membuatmu menjadi siapa-siapa, bahkan akan membuatmu kenapa-kenapa di dunia yang memberi begini banyak kesempatan, tulisnya.

Buku tersebut mengangkat kisah sosial yang sebenarnya klasik dalam cerita-cerita fiksi, keluarga mapan yang kehilangan makna hidup sebagai keluarga dan anak-anak yang terjerumus pada narkoba (sebagai pelarian) dan menunjukkan kegagalan orangtua serta lembaga pemberantas narkoba dalam menyelesaikan persoalan narkoba.

Perang (terhadap) candu masih terus bergulir dan diperlukan keseriusan untuk melakoninya dengan sungguh-sungguh.

(sumber: www.antara.co.id)

Sabtu, 13 November 2010

Nostalgia gaya hidup ABG tahun 90' an

Gaya hidup anak muda jaman sekarang mungkin berbeda dengan gaya ABG jaman dulu taun 90′an. Banyak hal yang unik lucu dan gokil yang sekarang udah gak dilakukan alias udah gak jaman. Tapi apa salahnya kita coba mengingat masa 90an dulu, lumayan bikin ketawa, bisa-bisa ngakak abis dah.




Inilah 100 Gaya Hidup ABG (Anak Baru Gede) Taun 90an :

1. Make sepatu ala ABRI merek Dok Mart (ngerengek pengen dibeliin)

2. Make wardrobe merek ALIEN WORKSHOP (pokoknya paling keren dijaman itu )

3. Menjadi Korban Celana Bergaris (KCB) merek MAMBO

4. Ga lupa beli juga sepatu La Gear Light (yang bisa nyala itu loh)

5. Motong rambut ala Andy Lau n Jimmi Lin (Belah Dua nya ga nahan…)

6. Yg cewek ga mau kalah, minta dipotong ala DEMI MOORE (idol jaman 90an)

7. Yg kurang suka Andy Lau, bisa minta ala Jambul Tin Tin

8. Maen DingDong pake Koin

9. Game fav pas istirahat : Game Watch (baca : GIMBOT) yg diiket pake aki yg maennya sambil jongkok, truz kalo dah abis si mangnya bilang… “Mang nya mau pulang”

10. Ngoleksi Kartu Basket (Michael Jordan paling dcari jaman itu,,hehehehe)

11. Ngoleksi Kartu Dragon Ball (ada yg hologram, ada yg Double)

12. Yg cewek ngoleksi dan tuker2 an stiker luthu-luthu

13. Yg cewek juga maen BP, itu lho org2an(banyaknya sih gambar cewe) dari kertas, yang bisa diganti2 bajunya (dari kertas juga) yg dijual di emang2.

14. Maen TAMIYA. sampe ikut pertandingannya juga… walopun ngerakitnya ga bisa-bisa…

15. Ngemil ANAK MAS COKLAT SUPERMAN, COKI-COKI…

16. Beli COKLAT AYAM (kalo ga salah harganya 50 perak jaman itu)

17. Makan permen karet YOSAN, skalian ngumpulin huruf2nya Y- O – S – A – N (tp yg “N” susyeee bner dapetnya..lupa diproduksi kaliiie yeee)

18. Makan JAGOAN NEON biar lidahnya berubah warna…

19. Beli sablonan ADIDAS buat di sablon di tas,clana, dll

20. Ga pernah ngelewatin SI DOEL ANAK SEKOLAHAN (Sekarang dh jadi si Doel wakil bupati)

21. Nonton kartun Remi, Lika Liku Laki-Laki,Gara-Gara, pake kacamata 3 Dimensi (bela-belain buat beli kacamata 3Dnya)

22. Setelah era alien berlalu gantian Pake baju ala POINT BREAK

23. Bangga make tas tipis merk ALPINA

24. Beli GULALI yg bisa dibentuk macem2, yg warnanya ijo ama merah (paling seneng beli yg bisa di tiup..sambil makan sambil priiiiit)

25. Nonton KOTARO MINAMI jadi Ksatria Baja Hitam dan DORAEMON (sampe sekarang belum tamat-tamat)

26. Berharap di Indonesia ada acara kaya TV Champion dan Takeshi Castle

27. Penggemar setia AIRWOLF, KNIGHT RIDER, dan the legend MACGYVER

28. Nonton film dewasa BEVERLY HILLS, MELROSE PLACE n FRIENDS (sekarang dah season berapa yah !)

29. Anak-anak pada suka corat-coret tembok ma papan tulis pake tulisan macem-macem : SLANK dan DEWA 19

30. Nyolongin resleting YKK atau ALPINA buat jadiin gelang or kalung

31. Beli Tas Pinggang (wakakak, skarang kaya tukang kredit ajeee,,)

32. Belum ada HP?? PAGER lagi ngeHITS !

33. Ctak Ctuk pake TUTUP GATORADE

34. Kriminal kelas teri, Ga mau rugi nelpon? Pake aja KOIN GANTUNG (ini yang bikin TELKOM bangkrut)

35. Beralih ke SKA atau BRITPOP

36. Mantengin KUIS RAHASIA KELUARGA bareng Izur Muhtar

37. Nonton TAK TIK BOOM ama Pak Dede Yusup, APA INI APA ITU bareng Jefri Woworuntu, PIRAMIDA ma Roni Sianturi, KATA BERKAIT bareng Nico Siahaan…

38. Berusaha keras nelp biar bisa ikutan kuis JARI-JARI (baca: jareee jareeeeee)

39. Mau bisa bhs Inggris?gampang, ada SESAME STREET

40. Nonton berita di TV tentang KERUSUHAN MEI

41. Ngumpulin TAZOS dari yang Loney Toons ampe Pokemon dari Chiki, dkk (Aku masih ada loh koleksinya…)

42. ayo sukseskan GN-OTA (tau donk kepanjangannya)

43. Sedih, gara2 TIMOR TIMUR lepas dari RI

44. Melihara binatang/Bayi ala TAMAGOTCHI (ampe ada yang nangis pas tamagotchi-nya mati)

45. Maen MARIO BROS MORTAL KOMBAT , STREET FIGHTER, KONTRA di NINTENDO & SEGA

46. Make NECKERMAN or CARVILL

47. Deg2an nonton SUSI SUSANTI, ALAN BUDIKUSUMA,HARIYANTO “smash 100watt” ARBI, dan RICKY-REXI

48. Ngikutin pilem SI MANIS JEMBATAN ANCOL (si manis,suit suit, seksi bner kamu)

49. RIA ENES-SUSAN lg sering nongol di tivi

50. Di saingi oleh duet BONDAN PRAKOSO-ENNO LERIAN (si Lumba-lumba, makan dulu……..) Dan sederetan artis cilik lainnya… Maisy, Chikita Meidi, Cindi Cenora, Trio Kwek-Kwek, Agnes Monica.

51. Bibit sinetron baru2 aje muncul, kaya ABAD 21,TERSANJUNG, BELLA VISTA, NOKTAH MERAH PERkimpoiAN, (inilah cikal bakal penghancur bangsa,,hqhqhqhq…)

52. AMKM (anda meminta kami memutar) di TPI lg hot2nya (duuuh, jeng rina gunawan, masyii kuruuuus bgt looow)

53. Ga bisa kluar rumah? Gampaaaaaang, belanja aja lewat TV MEDIA (masi inget smart-mob, pisau GINSU,ABDOMINIZER, AURY??? Cuma 999.999 !!!! ) wakakakakaak

54. Make jam G-SHOCK (walaupun abal2 yg penting G-SHOCK)

55. Ngikutin WILD ROSE (Rosaaaa…..) ..wakakakakak, telenopela pertamaaaa tuuuh… diikuti oleh Marimar dll

56. Make Rautan Kaca di sepatu buat ngintip (bibit cabul mulai keliatan..)

57. Serial Jepang RINDU-RINDU AISAWA (yang lagunya Tetes air mata mengalir sedih…. Aku pun menangis dalam bayang sepi… ) Keren n mengharukan bangetz…

58. Jam 7 malem dan Jam 9 malem mesti nonton DUNIA DALAM BERITA

59. Jokes uang GOPEK versi gambar MONYET (Asalamualaikum… Iwannya ada??…ooow, ada di belakang, kamu ke blakang aja…!)..basii bgt tuh jokeeee,,tp okelah jaman itu.. 60. Telat ngaji gara-gara nonton LEGENDA ULAR PUTIH truz kisah cinta YOKO DAN BIBI LUNG…

61. Mesti ngapalin RPUL – RPAL – BUKU PINTAR

62. Kalo 80an punya speda bmx, 90an punya FEDERAL..canggiiih.. Perjuangan Belajar Sepedah yang Jatuh Bangun…

63. Make kalimat “E GE PE” (emang gue pikirin…!! ….yaa ga usa dipikirin)

64. Sering ngomong “AU AAAH, ELAAAAP”..( hahaha,memang jaman kegelapan tuh 90an)

65. Dapet salam dari EKO…(eko siapa??)..EEEE, KOOK LOYOOO!!!!.. .(hahahahaha)

66. Ngikutin kata-kata iklan “SAYA MAU YANG PALIING ENAAAAK”

67. Iklan juga ” AAAAHH, TEORRRRIII”

68. Godain mbak2 penjaga tol dengan ngomong “XON-C nya MANAAAA????”

69. Maen “DONAL BEBEK, MAJU TIGA LANGKAH, MUNDUR 3 LANGKAH” (lupa-lupa-inget terusannya..)

70. Ngata-ngatain temen dengan nama BAPAKnya..(kalo uda parah, nama ibu juga ikutan…wakakaka, ga jelaaas bgt)

71. Sering ngomong “DI, DI, YUK MAEN BOLA LAGI”..

72. Maen GIMBOT yg bisa ngomong “BEGO LO!… OKE JUGA LO” TETRIS JUGA EKTRIS…EKSIS maksudnya…

73. Maen TANK BAJA (kedua tangan kita digabung ama tangan temen kta, trus disilangin.. misiii, tank mau lewaaaat)

74. Bulan Puasa Ngisi TTS…

75. Si KOMO bikin macet jakarta (lebih dulu daripada busway tuh)

76. COBOY, COOL COLOR, ME lg naek daooon

77. Ngerap bareng IWA K dan DENADA

78. Ngoleksi komik CANDY-CANDY

79. Yg cowok baca KUNG FU BOY dan DRAGON BALL

80. Beli penghapusan bentuk huruf2 yg atasnya ijo and berbau wangi

81. Kertas Surat (Kertas Binder )yang gambarnya macem-macem Tokoh Kartun…

82. Pengganti warkop? Ya PADHYANGAN PROJECT

83. DENGAN KEKUATAN BULAN… AKAN MENGHUKUMMU… Hyahahah… SAILOR MOON

84. Ayayayay… Ayayayay… Alfa dipanggil POWER RANGGER…

85. Penghapus berbentuk buah-buahan juga banyak beredar… Hadiah dari TWISKO kalo ga salah

86. Hati-Hati Pulpen Harum berisi narkoba…

87. Pulpen yang bisa dikalungin juga….

88. Baju Kodok Punya ? Nyambung dari atas kebawah…

89. Ngumpulin hadiah dari HAPPY MEAL…

90. Ngabur N Ngiprit Kalo mau di suntik Imunisasi di sekolah….

91. Maen Gambar… Kadang-kadang jadi Bandar…

92. Kelereng… A.K.A Gundu… mengisi sore hari jaman jadul….

93. Kuis DangDut…. Apaaan Tuh….

94. Film Vampir…. Setiap Sabtu di RCTI…

95. Boboho juga jadi idola… Sekarang Dah gede kali yah…

96. Ajang Pencarian bakat di taun 90an ASIA BAGUS….

97. Lagu-lagu Malaysia rame di Indonesia… EKSIS, AMI SEARCH, apa lagih yah…

98. DENPASAR MOON, SARMILA, jadi lagu wajib….

99. Acara tangga lagu musik pertama kalo ga salah tu DELTA…

100. Ditunggu-tunggu setiap malem minggu… SPONTAN… UHUUUUYYY


Gimana menurut temen 100 gaya hidup ABG tahun 90′an diatas, masih inget semuanya ga tuh? Buat yang pernah ngalamin pasti bener kan, tapi buat ABG sekarang jadi tau gimana ABG taun 90′an dulu, kali aja masih ada yang mau ngikutin .

Mistery tewasnya jim morrison

IA dijuluki "politisi erotis" yang bercelana kulit, sebelum mengalami depresi berat pada tahun 1971 yang akhirnya memaksanya menyerah kepada kematian. Itulah pembuka sebuah kisah tentang Jim Morrison, vokalis The Doors, yang ditulis dalam biografi yang baru terbit karangan Stephen Davis.

PADA tahun 1969, Max Fink menjadi pengacara yang bekerja untuk Jim yang diajukan ke pengadilan di Miami karena pelanggaran asusila. Fink lalu menjadi sahabat dekat Jim. Dan sekitar awal tahun 1971, Fink ditemui oleh seorang temannya yang juga pengacara, Mickey Rudin.

Rudin sangat terkenal di Hollywood karena antara lain menangani Frank Sinatra. Rudin menyampaikan sebuah informasi penting kepada Fink bahwa Jim sebaiknya cepat-cepat minggat dari Amerika Serikat (AS). Kalau tidak, ia akan ditangkap, lalu dibuat lumpuh atau dibunuh di penjara.

Ketika itu Jim kebetulan juga sedang berurusan dengan pengadilan. Mendengar informasi itu, sebulan kemudian Jim langsung pergi ke Paris (Perancis). Ia tinggal di sebuah apartemen dan berganti nama menjadi James Douglas atau Douglas James.

Sebelum hengkang, pacar Jim, Pamela Courson, lebih dulu berangkat ke Paris pada 14 Februari 1971. Pamela kebetulan mempunyai bekas kekasih, Jean de Breteuil, seorang playboy di negaranya yang juga secara diam-diam berbisnis narkotika.

Empat minggu kemudian, barulah Jim menyusul Pamela. Ia cuma membawa sejumlah manuskrip film dan puisi, juga pita film Feast Of Friends dan HWY yang dia kerjakan sendiri, serta hanya sedikit pakaian dan buku. Kepada akuntan pribadinya, Jim tidak meninggalkan pesan kecuali meminta untuk membayar sewa apartemen Pamela di Los Angeles.

Jim dan Pamela tinggal di sebuah apartemen yang dipenuhi mebel antik, juga sebuah bak mandi (bathtub) yang menjadi tempat favorit untuk berendam. Tetangga seberangnya adalah seorang pianis dan di kotak surat Jim menempel nama barunya: James Douglas.

Sekalipun sempat mengurangi konsumsi alkohol dan rokok di AS, Jim kembali ke kebiasaan buruknya beberapa bulan setelah tinggal di Paris. Di bulan April, Pamela sempat membawa Jim ke rumah sakit setelah batuknya berdarah, sekalipun hasil pemeriksaan paru-paru mengatakan tidak ada yang membuat dokter curiga.

Dokter menyarankan Jim menghindari cuaca dingin. Ia pun bersama Pamela berlibur ke Maroko selama tiga pekan, mulai 10 April, dengan mengendarai mobil sewaan. Ia baru kembali ke Paris tanggal 3 Mei, tetapi memilih tinggal di sebuah hotel bernama l’Hotel yang eksklusif.

Mereka sering nongkrong di Rock And Roll Circus, sebuah diskotek yang di dindingnya menempel foto raksasa Jim. Ia merasa betah di tempat ini karena diskotek tersebut menjual berbagai jenis narkotika, termasuk heroin asal China. "The Chinese junkies will get you in the end," begitu Jim menulis di buku tulisnya.


SUATU malam di awal Juni, Jim bersama temannya, Alain Ronay, berdiri di tangga Gereja Sacre-Coeur di Montmartre di utara Paris. Sekelompok musisi berkulit hitam sedang beraksi di dekat gereja dan Jim sempat berhenti sejenak untuk mendengarkan mereka.

Dari tangga yang tinggi itu Jim bertanya kepada Alain tentang sebuah bukit hijau yang masih tampak di mata dia meskipun jaraknya jauh. Alain menjawab, itu adalah kuburan Pere-Lachaise, sebuah makam tua dan terkenal yang menjadi tempat pembaringan terakhir orang- orang top seperti Chopin dam Edith Piaf.

Jim memaksa untuk mengunjungi makam itu, tetapi gerbangnya keburu ditutup. Sopir taksi yang membawa mereka ke Pere-Lachaise gagal tiba lebih cepat karena lalu lintas macet sehingga menghabiskan waktu selama satu jam untuk ke sana. Beberapa hari kemudian Jim dan Alain akhirnya sempat ke makam yang dibangun pada abad ke-19 itu.

Alain sempat takut berada di makam, sebaliknya Jim, entah kenapa, justru merasa tenang. Jim bahkan meninggalkan pesan kepada Alain, kalau ada apa-apa, agar mengubur jenazahnya di Pere-Lachaise.


KE mana-mana sepanjang bulan Juni, Jim selalu membawa tas plastik putih bekas belanja di pasar swalayan Samaritaine. Isinya, antara lain, fotokopi wawancara seorang wartawan dengan Jean-Luc Godard dari sebuah majalah dan artikel berjudul "Morrison Hotel Revisited" yang disobek dari majalah Jazz And Pop.

Sebuah buku tulis dijuduli Tape Noon. Isinya beberapa puisi, antara lain tentang kematian dan kerusuhan di Paris. Pada halaman terakhir ia menulis, Last words, last words-out. Tampaknya Jim sudah merasa bahwa usianya sebentar lagi selesai.

Di awal Juni, ia sempat terbang ke London untuk menginap beberapa hari. Pamela sempat menghilang sebentar bersama mantan pacar, De Breteuil, yang menginap di rumah Keith Richards (gitaris Rolling Stones). Rumah ini juga menjadi tempat pelarian bagi Marianne Faithful yang baru saja putus cinta dengan sahabat Richards, Mick Jagger.

Suatu malam, Ronay sempat mengabarkan kepada Jim bahwa Oscar Wilde, pujangga ternama Inggris, meninggal dunia di l’Hotel, Paris. "Kamu sebaiknya jangan mengikuti jejak dia. Kamu bisa mati seperti Oscar," kata Ronay bergurau. Ternyata Jim tersinggung, sementara Ronay langsung merasa bersalah.

Setelah pulang ke Paris, Jim langsung mengunjungi dokter karena batuknya semakin menjadi-jadi dan beratnya bertambah cukup banyak. Ia diberi pil penyembuh yang jarang ditenggaknya karena membuat grogi dan tak bisa menulis. Pada sebuah halaman buku tulisnya terbaca jerit seorang Jim: "Tuhan, tolong saya".


PADA pertengahan Juni, Jim berkenalan dengan dua musisi asal AS yang tampil di Cafe de Flore, tempat nongkrong dia bersama Pamela. Setelah menenggak segelas wiski, seusai dua musisi itu menyanyikan nomor Marrakesh Express, Jim mendatangi mereka.

"Anda benar-benar Jim Morrison?" tanya salah seorang yang sempat tak percaya. Belakangan hari, si pemetik gitar bercerita dengan bangga ke mana-mana bahwa dia sempat merekam musik dengan Jim si superstar itu.

Sejam kemudian, mereka pergi ke sebuah studio untuk merekam lagu selama 15 menit. Jim malah menjadi yang paling santai, bertanya kepada dua musisi apa yang akan mereka kerjakan bersama. Setelah beberapa saat, akhirnya Jim mengambil alih.

"Ayo coba lagu lain. Saya sedang menulis nomor ini," kata Jim. Maka, jadilah lagu Orange County Suite, yang dua kali gagal masuk ke album The Doors. Inilah nomor terakhir yang memperdengarkan suara Jim, yang dua pekan setelah itu meninggal dunia.

Lagu tersebut bercerita tentang Pamela dengan lirik yang kuat seperti biasanya. "Well, her father has passed over/And her sister is a star/And her mother’s smoking diamonds/And she’s sleeping in the car," itulah lirik Jim yang sangat khas.

Dari sakunya, Jim mengeluarkan seluruh uangnya untuk dua musisi amatir itu dan juga untuk ongkos sewa studio. Pita rekaman dibawa oleh Jim dan pada kotak penyimpan Jim menulis band barunya: Jomo And The Smoothies.

BUKU tulis terakhir kini menjadi harta tak ternilai yang dimiliki oleh seorang kolektor di Paris. Buku tulis itu sudah diisi oleh Jim sejak ia meninggalkan Los Angeles. Pada 20 halaman pertama yang ia beri judul Cahuenga Auto 466-3268, Jim menulis puisi-puisi yang sebagian sudah nyaris selesai.

Beberapa merupakan varian dari puisi sebelumnya, seperti The Ancient One, Winter Photography, dan The Hitchhiker. Beberapa puisi baru ditulis satu atau dua kalimat dan beberapa lagi malahan baru, seperti Jerk-Bait Scrotum Inc yang sangat indah.

Sebuah puisi yang cukup menarik berjudul Garden, yang antara lain menyebut dirinya dengan a beautiful savage like me dan the most insane whore in Christendom. Ada pula potongan lirik lagu Now You Are In Danger, yang antara lain berbunyi: "Let the piper call the tune/March, April, May, June".

Pada halaman berikut terdapat potongan lirik sebuah lagu blues yang belum diberi judul: "We’re two of a kind/You want yours and I want mine". Di halaman 17 sampai 20, Jim mengekspresikan kegalauannya dan salah satu kalimat yang paling penting berbunyi: Glorious sexual cool/I’m finally dead.

Ketika berjalan di Rue de Rivoli, Jim berjumpa dengan seorang kawannya, Philipe Dalecky. Jim bertanya apakah Dalecky mempunyai tape yang bisa memutar dan merekam lagu Orange County Suite? "Kami minum dulu di sebuah bar dan dia ingin merekam lagu barunya dari pita ke kaset," tutur Dalecky.

Mereka berjalan bersama dan lima menit kemudian sampai di apartemen Dalecky, yang mempunyai tape pemutar pita Revox dan juga cassette recorder merek K7. "Ia senang sekali setelah mendengar hasil rekaman itu. Ketika pergi, ia lupa membawa kaset itu," kata Dalecky lagi.

"Saya mau mengejar dia dan sempat berteriak memanggil dia dari jendela. ’Jim, kamu lupa ini!’ Ia menoleh ke jendela dan balas berteriak ’simpan dulu, kita akan ketemu lagi. Bye!’," lanjut Delacky. Hari berikutnya Delacky pergi ke Saint Tropez dan tak pernah berjumpa lagi dengan Jim.


BELUM ada orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di lantai empat apartemen di 17 Rue Beautrellis pada pagi hari 3 Juli 1971. Dua orang selain Jim, Pamela dan De Breteuil, waktu itu ada dan tak lama kemudian juga meninggal dunia.

Menurut dokter, Jim meninggal dunia karena serangan jantung. Pamela mempunyai tiga versi berbeda mengenai penyebab kematian Jim: versi kepada polisi, versi kepada teman-teman Jim di Paris, dan satu lagi versi kepada keluarga dan sahabat Jim di AS. Sementara Breteuil kabur ke Maroko tiga hari setelah kematian Jim.

Seorang wartawan musik Perancis, Harve Muller, dalam laporannya mengindikasikan bahwa Jim sudah mati di toilet diskotek Rock And Roll Circus satu atau dua hari sebelum 3 Juli. Apa pun, versi mana pun, penyebab kematian Jim akan sulit direka-reka sampai kapan pun.

Tanggal 2 Juli malam, menurut pengakuan Pamela, mereka pergi ke bioskop, mampir di restoran China, dan pulang ketika hari memasuki tanggal 3 Juli sekitar pukul 01.00. Jim gelisah dan terus menenggak wiski untuk mengurangi rasa sakit.

Ia coba menulis, tetapi tidak pernah fokus. Mereka berdua akhirnya mengonsumsi heroin sembari menyaksikan film delapan milimeter yang mereka buat saat liburan ke Spanyol, Maroko, dan Corsica. Setelah itu Jim memutar lagu-lagu The Doors, termasuk The End yang menjadi hit besar.

Beberapa jam kemudian, banyak tetangga yang mengungkapkan bahwa Jim sangat marah dan membanting pintu sebelum seseorang menenangkan dia dan membujuk Jim masuk kembali ke apartemen. Satu tahun kemudian, seorang tetangga mengungkapkan bahwa ia sempat melihat Jim marah-marah dalam keadaan bugil.

Menurut Pamela, sekitar pukul 03.00 Jim batuk-batuk lagi tiada henti-hentinya. Mereka kemudian kembali mengonsumsi heroin. Dan satu jam kemudian, Pamela terbangun karena Jim tiba-tiba bersuara seperti tercekik atau tersumbat oleh sesuatu.

Pamela berusaha membangunkan Jim, namun gagal. Ia menampar muka dan mendudukkan Jim, tetapi ia tidak bangun juga. Akhirnya Pamela mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya memukuli Jim, barulah pacar kesayangannya itu terbangun.

Jim yang kesakitan segera pergi ke toilet. Di bak mandi, Jim berendam. Pamela menganggap Jim sudah tenang. Namun, sekitar fajar Pamela tidak lagi mendengar suara apa pun dari kamar mandi itu.

Ketika ia memasuki kamar mandi, wajah Jim tenang. Ia seperti tidak menderita walaupun mulut dan hidungnya berdarah. Pamela sempat panik, namun belakangan sadar sepenuhnya bahwa Jim telah tiada.

Kepada polisi Pamela berbohong karena semua narkotika di apartemen itu dibuang ke toilet. Dokter yang datang bersama polisi heran bukan main Jim bisa tewas karena tubuhnya relatif sehat, kuat, dan tidak mengalami penyiksaan.

De Breteuil yang ditelepon Pamela sebelum polisi datang ketakutan dan langsung kabur ke Maroko. Pasalnya, ia khawatir narkotika yang dikonsumsi Jim akan berhasil dilacak polisi karena ia yang menjual barang haram itu.

Singkat cerita, tidak ada yang tahu apa penyebab kematian Jim. Belakangan banyak penggemar yang baru sadar bahwa Jim bisa jadi tewas karena overdosis setelah Pamela mengalami nasib yang serupa tahun 1974.

Ada pula spekulasi yang menyebar luas yang mengatakan bahwa Jim dibunuh di kamar mandi tatkala Pamela tertidur pulas. Pembunuhan itu dikaitkan dengan De Breteuil, mantan pacar Pamela, yang mungkin cemburu kepada Jim.

Apakah agen rahasia AS yang melenyapkan nyawa Jim, yang dianggap sebagai penyebar kebencian terhadap Presiden Richard Nixon? Semua tahu, bintang-bintang rock besar seperti Jim atau John Lennon ketika itu memang diintai habis oleh FBI dan CIA.

Apa pun, adalah Ronay yang mengurus penguburan Jim di pemakaman Pere-Lachaise. Entah bagaimana, ternyata pengurus pemakaman merencanakan penguburan Jim persis di sebelah makam Oscar Wilde. Ronay terperangah!

Ia lalu membujuk pengurus kuburan agar mencari lokasi lain. Akhirnya ditemukan sebuah tempat agak di pinggir lereng bukit Pere-Lachaise, yang sampai sekarang menjadi tempat pemujaan oleh para penggemar Jim dari seluruh penjuru dunia


Menurut Pamela, sekitar pukul 03.00 Jim batuk-batuk lagi tiada henti-hentinya. Mereka kemudian kembali mengonsumsi heroin. Dan satu jam kemudian, Pamela terbangun karena Jim tiba-tiba bersuara seperti tercekik atau tersumbat oleh sesuatu.

Pamela berusaha membangunkan Jim, namun gagal. Ia menampar muka dan mendudukkan Jim, tetapi ia tidak bangun juga. Akhirnya Pamela mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya memukuli Jim, barulah pacar kesayangannya itu terbangun.
IA dijuluki "politisi erotis" yang bercelana kulit, sebelum mengalami depresi berat pada tahun 1971 yang akhirnya memaksanya menyerah kepada kematian. Itulah pembuka sebuah kisah tentang Jim Morrison, vokalis The Doors, yang ditulis dalam biografi yang baru terbit karangan Stephen Davis.

PADA tahun 1969, Max Fink menjadi pengacara yang bekerja untuk Jim yang diajukan ke pengadilan di Miami karena pelanggaran asusila. Fink lalu menjadi sahabat dekat Jim. Dan sekitar awal tahun 1971, Fink ditemui oleh seorang temannya yang juga pengacara, Mickey Rudin.

Rudin sangat terkenal di Hollywood karena antara lain menangani Frank Sinatra. Rudin menyampaikan sebuah informasi penting kepada Fink bahwa Jim sebaiknya cepat-cepat minggat dari Amerika Serikat (AS). Kalau tidak, ia akan ditangkap, lalu dibuat lumpuh atau dibunuh di penjara.

Ketika itu Jim kebetulan juga sedang berurusan dengan pengadilan. Mendengar informasi itu, sebulan kemudian Jim langsung pergi ke Paris (Perancis). Ia tinggal di sebuah apartemen dan berganti nama menjadi James Douglas atau Douglas James.

Sebelum hengkang, pacar Jim, Pamela Courson, lebih dulu berangkat ke Paris pada 14 Februari 1971. Pamela kebetulan mempunyai bekas kekasih, Jean de Breteuil, seorang playboy di negaranya yang juga secara diam-diam berbisnis narkotika.

Empat minggu kemudian, barulah Jim menyusul Pamela. Ia cuma membawa sejumlah manuskrip film dan puisi, juga pita film Feast Of Friends dan HWY yang dia kerjakan sendiri, serta hanya sedikit pakaian dan buku. Kepada akuntan pribadinya, Jim tidak meninggalkan pesan kecuali meminta untuk membayar sewa apartemen Pamela di Los Angeles.

Jim dan Pamela tinggal di sebuah apartemen yang dipenuhi mebel antik, juga sebuah bak mandi (bathtub) yang menjadi tempat favorit untuk berendam. Tetangga seberangnya adalah seorang pianis dan di kotak surat Jim menempel nama barunya: James Douglas.

Sekalipun sempat mengurangi konsumsi alkohol dan rokok di AS, Jim kembali ke kebiasaan buruknya beberapa bulan setelah tinggal di Paris. Di bulan April, Pamela sempat membawa Jim ke rumah sakit setelah batuknya berdarah, sekalipun hasil pemeriksaan paru-paru mengatakan tidak ada yang membuat dokter curiga.

Dokter menyarankan Jim menghindari cuaca dingin. Ia pun bersama Pamela berlibur ke Maroko selama tiga pekan, mulai 10 April, dengan mengendarai mobil sewaan. Ia baru kembali ke Paris tanggal 3 Mei, tetapi memilih tinggal di sebuah hotel bernama l’Hotel yang eksklusif.

Mereka sering nongkrong di Rock And Roll Circus, sebuah diskotek yang di dindingnya menempel foto raksasa Jim. Ia merasa betah di tempat ini karena diskotek tersebut menjual berbagai jenis narkotika, termasuk heroin asal China. "The Chinese junkies will get you in the end," begitu Jim menulis di buku tulisnya.


SUATU malam di awal Juni, Jim bersama temannya, Alain Ronay, berdiri di tangga Gereja Sacre-Coeur di Montmartre di utara Paris. Sekelompok musisi berkulit hitam sedang beraksi di dekat gereja dan Jim sempat berhenti sejenak untuk mendengarkan mereka.

Dari tangga yang tinggi itu Jim bertanya kepada Alain tentang sebuah bukit hijau yang masih tampak di mata dia meskipun jaraknya jauh. Alain menjawab, itu adalah kuburan Pere-Lachaise, sebuah makam tua dan terkenal yang menjadi tempat pembaringan terakhir orang- orang top seperti Chopin dam Edith Piaf.

Jim memaksa untuk mengunjungi makam itu, tetapi gerbangnya keburu ditutup. Sopir taksi yang membawa mereka ke Pere-Lachaise gagal tiba lebih cepat karena lalu lintas macet sehingga menghabiskan waktu selama satu jam untuk ke sana. Beberapa hari kemudian Jim dan Alain akhirnya sempat ke makam yang dibangun pada abad ke-19 itu.

Alain sempat takut berada di makam, sebaliknya Jim, entah kenapa, justru merasa tenang. Jim bahkan meninggalkan pesan kepada Alain, kalau ada apa-apa, agar mengubur jenazahnya di Pere-Lachaise.


KE mana-mana sepanjang bulan Juni, Jim selalu membawa tas plastik putih bekas belanja di pasar swalayan Samaritaine. Isinya, antara lain, fotokopi wawancara seorang wartawan dengan Jean-Luc Godard dari sebuah majalah dan artikel berjudul "Morrison Hotel Revisited" yang disobek dari majalah Jazz And Pop.

Sebuah buku tulis dijuduli Tape Noon. Isinya beberapa puisi, antara lain tentang kematian dan kerusuhan di Paris. Pada halaman terakhir ia menulis, Last words, last words-out. Tampaknya Jim sudah merasa bahwa usianya sebentar lagi selesai.

Di awal Juni, ia sempat terbang ke London untuk menginap beberapa hari. Pamela sempat menghilang sebentar bersama mantan pacar, De Breteuil, yang menginap di rumah Keith Richards (gitaris Rolling Stones). Rumah ini juga menjadi tempat pelarian bagi Marianne Faithful yang baru saja putus cinta dengan sahabat Richards, Mick Jagger.

Suatu malam, Ronay sempat mengabarkan kepada Jim bahwa Oscar Wilde, pujangga ternama Inggris, meninggal dunia di l’Hotel, Paris. "Kamu sebaiknya jangan mengikuti jejak dia. Kamu bisa mati seperti Oscar," kata Ronay bergurau. Ternyata Jim tersinggung, sementara Ronay langsung merasa bersalah.

Setelah pulang ke Paris, Jim langsung mengunjungi dokter karena batuknya semakin menjadi-jadi dan beratnya bertambah cukup banyak. Ia diberi pil penyembuh yang jarang ditenggaknya karena membuat grogi dan tak bisa menulis. Pada sebuah halaman buku tulisnya terbaca jerit seorang Jim: "Tuhan, tolong saya".


PADA pertengahan Juni, Jim berkenalan dengan dua musisi asal AS yang tampil di Cafe de Flore, tempat nongkrong dia bersama Pamela. Setelah menenggak segelas wiski, seusai dua musisi itu menyanyikan nomor Marrakesh Express, Jim mendatangi mereka.

"Anda benar-benar Jim Morrison?" tanya salah seorang yang sempat tak percaya. Belakangan hari, si pemetik gitar bercerita dengan bangga ke mana-mana bahwa dia sempat merekam musik dengan Jim si superstar itu.

Sejam kemudian, mereka pergi ke sebuah studio untuk merekam lagu selama 15 menit. Jim malah menjadi yang paling santai, bertanya kepada dua musisi apa yang akan mereka kerjakan bersama. Setelah beberapa saat, akhirnya Jim mengambil alih.

"Ayo coba lagu lain. Saya sedang menulis nomor ini," kata Jim. Maka, jadilah lagu Orange County Suite, yang dua kali gagal masuk ke album The Doors. Inilah nomor terakhir yang memperdengarkan suara Jim, yang dua pekan setelah itu meninggal dunia.

Lagu tersebut bercerita tentang Pamela dengan lirik yang kuat seperti biasanya. "Well, her father has passed over/And her sister is a star/And her mother’s smoking diamonds/And she’s sleeping in the car," itulah lirik Jim yang sangat khas.

Dari sakunya, Jim mengeluarkan seluruh uangnya untuk dua musisi amatir itu dan juga untuk ongkos sewa studio. Pita rekaman dibawa oleh Jim dan pada kotak penyimpan Jim menulis band barunya: Jomo And The Smoothies.

BUKU tulis terakhir kini menjadi harta tak ternilai yang dimiliki oleh seorang kolektor di Paris. Buku tulis itu sudah diisi oleh Jim sejak ia meninggalkan Los Angeles. Pada 20 halaman pertama yang ia beri judul Cahuenga Auto 466-3268, Jim menulis puisi-puisi yang sebagian sudah nyaris selesai.

Beberapa merupakan varian dari puisi sebelumnya, seperti The Ancient One, Winter Photography, dan The Hitchhiker. Beberapa puisi baru ditulis satu atau dua kalimat dan beberapa lagi malahan baru, seperti Jerk-Bait Scrotum Inc yang sangat indah.

Sebuah puisi yang cukup menarik berjudul Garden, yang antara lain menyebut dirinya dengan a beautiful savage like me dan the most insane whore in Christendom. Ada pula potongan lirik lagu Now You Are In Danger, yang antara lain berbunyi: "Let the piper call the tune/March, April, May, June".

Pada halaman berikut terdapat potongan lirik sebuah lagu blues yang belum diberi judul: "We’re two of a kind/You want yours and I want mine". Di halaman 17 sampai 20, Jim mengekspresikan kegalauannya dan salah satu kalimat yang paling penting berbunyi: Glorious sexual cool/I’m finally dead.

Ketika berjalan di Rue de Rivoli, Jim berjumpa dengan seorang kawannya, Philipe Dalecky. Jim bertanya apakah Dalecky mempunyai tape yang bisa memutar dan merekam lagu Orange County Suite? "Kami minum dulu di sebuah bar dan dia ingin merekam lagu barunya dari pita ke kaset," tutur Dalecky.

Mereka berjalan bersama dan lima menit kemudian sampai di apartemen Dalecky, yang mempunyai tape pemutar pita Revox dan juga cassette recorder merek K7. "Ia senang sekali setelah mendengar hasil rekaman itu. Ketika pergi, ia lupa membawa kaset itu," kata Dalecky lagi.

"Saya mau mengejar dia dan sempat berteriak memanggil dia dari jendela. ’Jim, kamu lupa ini!’ Ia menoleh ke jendela dan balas berteriak ’simpan dulu, kita akan ketemu lagi. Bye!’," lanjut Delacky. Hari berikutnya Delacky pergi ke Saint Tropez dan tak pernah berjumpa lagi dengan Jim.


BELUM ada orang yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di lantai empat apartemen di 17 Rue Beautrellis pada pagi hari 3 Juli 1971. Dua orang selain Jim, Pamela dan De Breteuil, waktu itu ada dan tak lama kemudian juga meninggal dunia.

Menurut dokter, Jim meninggal dunia karena serangan jantung. Pamela mempunyai tiga versi berbeda mengenai penyebab kematian Jim: versi kepada polisi, versi kepada teman-teman Jim di Paris, dan satu lagi versi kepada keluarga dan sahabat Jim di AS. Sementara Breteuil kabur ke Maroko tiga hari setelah kematian Jim.

Seorang wartawan musik Perancis, Harve Muller, dalam laporannya mengindikasikan bahwa Jim sudah mati di toilet diskotek Rock And Roll Circus satu atau dua hari sebelum 3 Juli. Apa pun, versi mana pun, penyebab kematian Jim akan sulit direka-reka sampai kapan pun.

Tanggal 2 Juli malam, menurut pengakuan Pamela, mereka pergi ke bioskop, mampir di restoran China, dan pulang ketika hari memasuki tanggal 3 Juli sekitar pukul 01.00. Jim gelisah dan terus menenggak wiski untuk mengurangi rasa sakit.

Ia coba menulis, tetapi tidak pernah fokus. Mereka berdua akhirnya mengonsumsi heroin sembari menyaksikan film delapan milimeter yang mereka buat saat liburan ke Spanyol, Maroko, dan Corsica. Setelah itu Jim memutar lagu-lagu The Doors, termasuk The End yang menjadi hit besar.

Beberapa jam kemudian, banyak tetangga yang mengungkapkan bahwa Jim sangat marah dan membanting pintu sebelum seseorang menenangkan dia dan membujuk Jim masuk kembali ke apartemen. Satu tahun kemudian, seorang tetangga mengungkapkan bahwa ia sempat melihat Jim marah-marah dalam keadaan bugil.


Jim yang kesakitan segera pergi ke toilet. Di bak mandi, Jim berendam. Pamela menganggap Jim sudah tenang. Namun, sekitar fajar Pamela tidak lagi mendengar suara apa pun dari kamar mandi itu.

Ketika ia memasuki kamar mandi, wajah Jim tenang. Ia seperti tidak menderita walaupun mulut dan hidungnya berdarah. Pamela sempat panik, namun belakangan sadar sepenuhnya bahwa Jim telah tiada.

Kepada polisi Pamela berbohong karena semua narkotika di apartemen itu dibuang ke toilet. Dokter yang datang bersama polisi heran bukan main Jim bisa tewas karena tubuhnya relatif sehat, kuat, dan tidak mengalami penyiksaan.

De Breteuil yang ditelepon Pamela sebelum polisi datang ketakutan dan langsung kabur ke Maroko. Pasalnya, ia khawatir narkotika yang dikonsumsi Jim akan berhasil dilacak polisi karena ia yang menjual barang haram itu.

Singkat cerita, tidak ada yang tahu apa penyebab kematian Jim. Belakangan banyak penggemar yang baru sadar bahwa Jim bisa jadi tewas karena overdosis setelah Pamela mengalami nasib yang serupa tahun 1974.

Ada pula spekulasi yang menyebar luas yang mengatakan bahwa Jim dibunuh di kamar mandi tatkala Pamela tertidur pulas. Pembunuhan itu dikaitkan dengan De Breteuil, mantan pacar Pamela, yang mungkin cemburu kepada Jim.

Apakah agen rahasia AS yang melenyapkan nyawa Jim, yang dianggap sebagai penyebar kebencian terhadap Presiden Richard Nixon? Semua tahu, bintang-bintang rock besar seperti Jim atau John Lennon ketika itu memang diintai habis oleh FBI dan CIA.

Apa pun, adalah Ronay yang mengurus penguburan Jim di pemakaman Pere-Lachaise. Entah bagaimana, ternyata pengurus pemakaman merencanakan penguburan Jim persis di sebelah makam Oscar Wilde. Ronay terperangah!

Ia lalu membujuk pengurus kuburan agar mencari lokasi lain. Akhirnya ditemukan sebuah tempat agak di pinggir lereng bukit Pere-Lachaise, yang sampai sekarang menjadi tempat pemujaan oleh para penggemar Jim dari seluruh penjuru dunia

Senin, 08 November 2010

Meningal di usia 27 tahun (the 27 club)

Kematian beberapa nama di bawah ini, selain karena sama-sama musisi dan cara meninggalnya yang "ngga biasa", setelah diselidiki, ternyata ada persamaan aneh dimana mereka semua meninggal di usia 27 tahun. Nggak cuma itu, mereka ini juga bukan musisi biasa yang numpang lewat di dunia hiburan.Mereka semua berprestasi, bahkan beberapa nama adalah legenda di dunia musik. Akhirnya, buat mengenang kejayaan mereka, diberilah sebutan "the 27 Club", yang isisnya adalah artis yang meninggal di usia 27 tahun. Entah ada apa di balik angka 27 buat seorang musisi, yang pasti anggota club ini sampai sekarang sudah mencapai 30 orang. Akankah anggotanya bertambah?

 Brian Jones
(28 Februari 1942-3 Juli 1969)

Pasti pernah denger band The Rolling Stones kan? nagh, Brian Jones ini adalah gitaris sekaligus pendiri band tersebut, bareng Mick Jagger dan Keith Richards. Jones dikenal sebagai salah satu gitaris sukses pada masanya. Sayangnya, pergaulan ala musisi rock lalau membawa efek negatif bagi diri Jones. Dia pernah dua kali ditangkap karena penggunaan obat terlarang. Kedua kasus itu tidak membuat Jones ditahan, tetapi ia diharuskan membayar denda dan ikut rehabilitasi.
Ternyata, kebiasaan buruk ini membuat Jones jadi nggak bisa bermusik dengan baik, hingga akhirnya ia keluar dari The Rolling Stones pada 9 Juni 1969. Tiba-tiba tanggal 3 Juli 1969 di sekitar tengah malam, mayat Jones ditemukan tenggelam di kolam renang rumahnya sendiri. Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui bahwa hati dan jantung Jones membengkak karena penggunaan obat terlarang dan minuman beralkhohol dalam dosis tinggi. Tapi, ada juga yang mengatakan, sebenarnya Jones dibunuh oleh seorang tukang yang sedang renovasi rumahnya, bernama Frank Thorogood.


Johnny Jimi hendrix
(27 November 1942-18 September 1970)

emua orang pasti tahu Jimmy Hendrix di era 1960-1970-an. Kalua kita tanya sama papa atau om, bisa jadi mereka adalah penggemarnya. Cowok ini mahir banget bermain gitar elektrik dengan nada tinggi, hingga menciptakan bunyi melengking yang menjadi ciri khasnya. Ngga terhitung berapa banyak penghargaan yang didekasikan padanya, terutama setelah dia meninggal. Jimi menemui ajalnya di sebuah kamar Samarkand Hotel, London. Saat ditemukan oleh polisi, Jimi tengah "berenang" di muntahannyasendiri. Kemudian diketahui, bahwa sebelum check-in di hotel tersebut, Jimi baru saja kembali dari sebuah pesta bareng teman-temannya. Polisi menjelaskan, kemungkinan Jimi telah menegak terlalu banyak Red Wine dan obat tidur


Janis Joplin
(19 Januari 1943-4 Oktober 1970)


Cewek ini mengawali kariernya dengan menulis lagu-lagu yang kemudian dikomplikasi dalam sebuah album berjudul The Typewriter Tape. Suaranya yang unik menarik perhatian seorang promotor musik, hingga akhirnya Joplin digaet jadi lead vocalist sebuah band bernama Big Brother and The Holding Company. Dari sinilah karier Joplin menanjak, hingga kemudian ia memilih keluar dari band yang membesarkan namanya, dan bersolo karier.
Kariernya yang menanjak ternyata nggak membuat Joplin berhenti dari kebiasaan buruknya sejak dulu, yaitu mengonsumsi narkoba. Hal ini jugalah yang kemudian menjadi penyebab kematian Joplin yang mendadak. Joplin, yang saat itu sedang mengerjakan sebuah lagu, dijadwalkan rekaman pada tanggal 4 Oktober siang. Karena sampai sore Joplin nggak juga muncul, produsernya pun bingung dan berinisiatif menyusul Joplin ke hotel tempatnya menginap. Di kamar yang sudah ia tempati berbulan-bulan itulah, mayat Joplin ditemukan telungkup di lantai.


James douglas Jim Morrison
(8 Desember 1943-3 Juli 1971)


Cowok yang kono IQ-nya mencapai 149 ini adalah musisi jenius yang mendirikan sekaligus menjadi vokalis The Doors, tahun 1965. Tapi sayang, hubungan Jim dengan minuman keras dan obat-obatan terlarang menjadi alasan atas beragam masalah yang datang padanya. Jim jadi ribut dengan bandnya karena sering terlambat datang ke konser, dan berurusan dengan polisi karena hobi mabuk di depan umum dan bikin rusuh saat konser. Mungkin karena justru pusing akan banyaknya masalah, Jim kemudian pindah ke Paris pada tahun 1971. Ibukota Perancis itu justru menjadi tempat peristirahatan terakhir Jim, karena ia ditemukan tidak bernyawa di bath tub rumahnya sendiri pada tanggal 3 Juli 1971. Keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jasadnya.Sehingga ia meninggal dalam dugaan serangan jantung. Anehnya, pacar Jim, bernam Pamela Courson, yang mendampinginya di saat-saat terakhir, tiga tahun kemudian juga meninggal di usia 27.

Kurt Donald Cobain
(20 Februari 1967-5 April 1994)
banyak dari kita yang kenal dengan nama yang satu ini. Kalau nama-nama sebelumnya booming jauh sebelum kita lahir, Kurt justru muncul di akhir tahun 80-an. Kurt Cobain terkenal sebagai Front-man band beraliran grunge, Nirvana. Ia berad di puncak karier hingga tahun 1991, sampai akhirnya ia terbelunggu narkoba yang menganggu penampilannya.
Nggak hanya terganggu karier musiknya, Kurt juga mengalami komplikasi penyakit, serta ketidakstabilan emosi. Ia pernah mencoba bunuh diri pada 18 Maret 1994, tapi berhasil digagalkan polisi. Kurt kemudian didaftarkan ke sebuah panti rehabilitasi di Los Angeles. Sayang, baru dua malam berada idisana, Kurt kabur dan terbang ke Seattle. Dia diketahui membeli senjata api disana. Benar saja, tanggal 8 April 1994, seorang petugas listrik yang berniat memasang alarm baru dirumahnya, menemukan Kurt sudah tidak bernyawa lagi dengan pistol di dada.Ia menembak diri sendiri dari mulut, hingga peluru menembus otak dan mati seketika!